Oleh: Adefira Lestari
Tepat seminggu yang lalu (22/06), hari ini adalah hari kedua PKD PMII
Komisariat IKIP PGRI Semarang di Majelis Dzikir Jatingaleh. Saya masih
ingat benar, sebelum PKD dimulai, beberapa hari sebelumnya Zuhri (ketua
panitia) betul-betul mempersiapkan acara
dengan matang. Rapat digelar beberapa kali. Jujur saja, saya bosan rapat terus menerus. Haha. Tapi, nggak apa-apa, karena saya yakin, hal ini pasti sudah dipikirkan oleh Zuhri, salah satunya adalah didasarkan atas kepentingan bersama.
dengan matang. Rapat digelar beberapa kali. Jujur saja, saya bosan rapat terus menerus. Haha. Tapi, nggak apa-apa, karena saya yakin, hal ini pasti sudah dipikirkan oleh Zuhri, salah satunya adalah didasarkan atas kepentingan bersama.
Kembali
pada cerita PKD. Saat rapat, Zuhri selalu menanyakan job masing-masing
seksi, mulai dari tugas sekretaris, bendahara, sie acara, sie
perlengkapan, dan yang paling penting ialah sie konsumsi. Masing-masing
sie pun bergantian melaporkan seberapa jauh perkembangan job-job yang telah ditanggungkan. Dan tanpa menunggu sekretaris mencatat semua hasil rapat, dia begitu lancar berkutat dengan block note dan bolpoin menerjemahkan hasil rapat ke dalam sebuah catatan. Rapat terakhir (20/06) berakhir sekitar pukul 22.00.
Saya juga masih ingat, selain saat rapat, Zuhri juga kerap membrondong saya dengan sms-smsnya. Saya pikir, sms
yang masuk ke ponsel saya itu dikirim oleh teman dekat saya atau teman
yang baru dekat dengan saya. Haha. Eh, ternyata sms dari Zuhri. Dia
selalu menanyakan, “Untuk trio macan (aku, Efa, dan Diana)-sebutan Zuhri
untuk kami, bagaimana persiapan konsumsinya?” Melihat pesan Zuhri yang
terkirim di ponsel saya, sekelebat ingatan tentang nada Zuhri saat
berbicara dengan menggebu-gebu pun muncul. Kemudian dengan antusias pula
saya menjawab, “Siap!”
Saya sangat suka dengan semangat
Zuhri. Ia sangat sigap. Ini adalah pembelajaran untuk kita semua.
“Kepekaan itu harus dilatih”, begitulah ingatan tentang perkataan teman
yang begitu saja terlempar di depan mata saya ketika melihat tingkah
Zuhri. Saya yakin, ini bukan hal yang mudah mengingat bahwa persiapan
PKD hanya dua minggu. Itupun masih tersita oleh libur dan mengerjakan
tugas masing-masing panitia. Namun, apa sih yang nggak bisa
dipelajari kalau kita mau membuka hati untuk mempelajari? Asal kita mau
belajar membiasakan diri memanajemen waktu dan dapat mengatur skala
prioritas, saya yakin kita pasti bisa.
Acara PKD 2012/2013
ini diikuti oleh 25 sahabat/sahabati. Ini jumlah yang masih minim.
Anggota PMII Komisariat IKIP PGRI Semarang sebenarnya lebih dari 50
sahabat/sahabati, tetapi karena ada halangan dari masing-masing
individu, maka baru segitulah yang bisa ikut. Rugi lho yang nggak ikut? Hehehe.
Dalam
acara yang berlangsung tiga hari itu, berdasarkan hasil rapat panitia
diberikan beberapa materi. Materi pertama (21/06) disampaikan oleh
Busyuro, mahasiswa IAIN, mengenai NDP (Nilai Dasar Pergerakan).
Dilanjutkan (22/06) diskusi tentang Aswaja yang pimpin oleh sang ketua
panitia, Analisis Sosial oleh Junaedi (Ketua PMII Cabang Kota Semarang),
Strategi dan Taktik Gerakan oleh Faqih (mahasiswa IAIN), dan Strategi
Pengembangan PMII oleh M. Muhajir (Alumni PMII Komisariat IKIP yang
paling unyu). Selain itu juga diberikan materi Geopolitik oleh Risa dan
Gender oleh Banana (23/06).
Adalah suatu kebahagian
tersendiri bagi kami manakala kami kedatangan tamu (22/06) dari
Kementrian Agama RI yakni Bapak Rohman Basori, Kepala Pondok Pesantren
se-Indonesia. Keterangan yang diberikan Zuhri, beliau inilah yang
mengurusi program beasiswa dari kementrian agama untuk siswa yang
sekolah di MA maupun yang berada di pondok pesantren. Beliau ini juga
alumni PMII. Saya tidak bisa mengurai cerita tentang segmen ini. Ketika
itu, jarum jam telah menunjukkan pukul 16.00. Saya harus segera turun
untuk mengambil konsumsi bersama Efa. Huhuhu. Beginilah resiko jadi sie
konsumsi. Menurut cerita dari Mbak Fida, Umi, Mega, dan sahabat/sahabati
yang lain sih seru.
Menjelang tengah malam, sahabat Yasin
selaku PJ Pensi merancang pelaksanaan pensi sedemikian rupa. Perut kami
terasa dikocok ketika sahabat-sahabati yang terbagi dalam empat
kelompok menunjukkan unjuk kebolehannya di panggung yang telah
disediakan. Masing-masing kelompok menampilkan drama, dan juara
terakhirnya adalah kelompok saya. Haha. Pensi berakhir hingga pukul
00.00. Setelah itu, sahabat-sahabati dipersilakan tidur. Namun, hingga
hampir pukul setengah tiga pagi, kami; saya, Yasin, dan Umi belum juga
tidur. Padahal, sebelum jam setengah enam nanti saya dan Efa harus
kembali turun untuk mengambil sarapan. Di ruang tengah bagian Timur,
kami malah curhat. Laptop Mbak Fida yang semula kami pinjam untuk
menonton film horor pun, beralih peran sebagai radio karena meski film
horor telah kami putar, kami tidak menggubrisnya.
Setelah
lelah, satu persatu dari kami tertidur pulas. Bukan pulas ding, lebih
tepatnya agak tidak pulas. Hal itu dikarenakan entah pukul berapa senior
kami datang (saya menduga itu adalah Mas Wid). Saya mengenal dari
suaranya. Dalam perbincangan yang dilakukan bersama Zuhri, saya
mendengar mereka telah mendebatkan tentang arti dan devinisi dari
“PERGERAKAN”. Entah apa hasilnya, saya tidak tahu. Saat itu, saya masih
berada di alam bawah sadar. Untuk lebih jelasnya, silakan tanyakan pada
kedua oknum itu. Hehe.
Minggu (23/06) tinggal dua materi.
Sambil menunggu selesainya materi, kami; saya, Efa, dan Pak Arifin
melakukan Gerakan Pagi Bersih. Kami menyapu dapur dan pelataran, cuci
piring, dan bakar sampah di pinggir jalan. Saya dan Efa sempat terkikik
lantaran di tempat kami membakar sampah terdapat tulisan “Jangan Buang
Sampah Di Sini”. Haha. Inilah salah satu penyakit bangsa. Peraturan
dibuat untuk dilanggar. Seperti foto yang beberapa waktu lalu sempat
saya unggah.
Mentari telah mencapai pucuk ubun-ubun. Kami
bersiap pulang. Sebelum pulang, kami mengucapkan terima kasih kepada
salah seorang yang ada di sana. Saya tidak tahu itu siapa. Sebab yang
saya tahu, alumni PMII IKIP yang tinggal di sana adalah Mas Atif. Hari
itu, Mas Atif bersama Kak Muha dan temannya pergi ke Batang untuk
menghadiri pernikahan alumni PMII IKIP yang bernama Mas Harmoko dan Mbak
Anisa. Pengantin baru itu sama-sama anak PMII lho. Selamat yaa. :) Hayo
siapa lagi yang mau mengikuti jejaknya. Hihihi. Begitulah sedikit
cerita tentang PKD PMII Komisariat IKIP PGRI Semarang 2012/2013 di
Majelis Dzikir Jatingaleh pada 21-23 Juni 2013. Bagi sahabat/sahabati
lain yang ingin menambahkan pengalaman dan ceritanya silakan saja. Tidak
dipungut biaya kok. Hehe.
Ini kesanku, apa kesanmu? :D
Tidak ada komentar:
Posting Komentar